Anak adalah permata hati, labuhan jiwa dan harapan masa depan. Anak juga merupakan sebuah anugrah dan karunia dari tuhan Allah swt yang harus kita terima dengan lapang dada dengan segala apa adanya, serta juga adalah amanah yang sangat besar. Orang tua yang benar, pasti akan mengorbankan apapun yang ia punya demi anaknya.
Dan keinginan setiap orang tua agar anaknya tumbuh menjadi anak yang soleh dan solehah, serta berhasil dalam studi dan hidupnya. Apakah kita sebagai orang tua tahu persis jalan yang harus kita tempuh untuk menjadikan anak kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah?
Padahal, jalan itu maha penting, karena amat menentukan masa depan anak. Sampai-sampai Nabi ﷺ bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya sendiri yang menjadikan apakah sebagai orang Yahudi, Kristen atau Majusi.”
Jalan itu adalah: pendidikan (tarbiyah) yang baik. Dan pendidik pertama dan utama bagi seorang anak adalah orang tuanya sendiri. Orang tuanyalah yang meletakkan dasar pendidikan bagi anak pada usia dini, agar saat anak memasuki usia remaja, ia tak terpengaruh oleh teman-temannya yang mungkin kurang baik perangainya. Sebab, saat anak memasuki usia remaja, pengaruh lingkungan dan teman pergaulan lebih menentukan daripada orangtuanya.
Maka, orang tua yang sadar pasti akan belajar cara mendidik yang benar, sesuai dengan kaidah agama dan kebutuhan anak yang berbeda-beda karakternya, metode-metode yang praktis untuk mencegah dan memperbaiki perilaku anak yang menyimpang.
Dalam sebuah hadist rosululloh nyampaikan “terputuslah semua perkara setelah kita meninggal kecuali 3 perkara; (1) sedekah jariah. Mohon maaf tidak semua orang bisa bersedah jariah, tidak semua hati tersentuh dengan amal jariah ini. Berbahagiahlah anda yang sudah memahami perkara ini dan bisa melakukannya, karena tidak semua orang dari kita ini diberikan kemampuan ini. (2) ilmu yang bermanfaat. Tetapi mohon maaf tidak semua ilmu yang kita dapat menjadi bermanfaat. Tantakan kepada diri pribadi apa manfaat ilmu yang kita dapat selama ini?. (3) mencetak anak anak yang sholeh yang mempunyai kebiasaan mendoakan kedua orang tuanya”. Sungguh sebuah kegagalan jika kita tidak dapat mengarahkan anak anak kita menjadi anak anak yang sholeh sholehah.
Dijaman akhir ini, kalau membicarakan pendidikan anak kalau kita ingin sukses setidaknya bisa mengawal 2 hal berikut, insya allah akan dijaga dunia akhirat.
(1) mampu menjadikan anak sholat lima waktu tepat waktu d masjid bagi laki laki. Tertapi ini perlu contoh, keteladanan, kesabaran dari kita selaku orang tuanya. Tidak cukup hanya dititipkan disekolah, pesantren tetapi tetap tanggungjawab utama adalah orang tunya.
(2) bisa baca quran dengan tartil tanpa disuruh. Insya Allah anak tidak akan lupa kepada orangtuanya.
Suksesnya pendidikan anak tergantung kepada kita sebagai orang tua, siapa kita ini? Bagaimana iman kita? Bagaimana kualitas ibadah kita? Dll. Trus pantaskah kita menjadi suritauladan anak kita? Maka kita perlu terus belajar bagaimana memdidik anak dan menjadi suritauladan bagi anak kita.
Semoga bermanfaat bagi kita kita semua...
Tidak ada komentar